Foto: Istimewa
Banda Aceh -- Sebagai calon cendekiawan dan pemimpin bangsa, mahasiswa harus berpikir besar (great mind) dan bersikap moderat, mengingat Indonesia adalah negara besar yang kaya akan keberagaman. Hindari pemikiran sempit yang hanya fokus pada kecenderungan kelompok-kelompok yang berperilaku radikal, meskipun mereka memiliki kedudukan dan pengaruh besar dalam pembentukan kebijakan.
Hal itu disampaikan Koordinator Bidang Advokasi dan Pendampingan Masyarakat, Media, dan Komunikasi Pusat Kerohanian dan Moderasi Beragama (PKMB) UIN Ar-Raniry Asyraf Muntazhar, Lc, M.A, dihadapan 4.211 mahasiswa baru UIN Ar-Raniry dalam kegiatan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) di Auditorium UIN, Senin, (26/8/2024). PBAK tahun akademik 2024/2025, berlangsung 26-30 Agustus 2024.
Asyraf, lulusan magister Ilmu Akidah dan Studi Agama-agama dari Universitas Hassan II Casablanca, Maroko, itu, menjelaskan, konsep dasar moderasi beragama tidak bertentangan dengan ajaran Islam atau agama lainnya. Menurutnya, moderasi beragama justru memperkuat ajaran agama sebagai solusi untuk mengatasi intoleransi dan kekerasan yang berlindung di balik kedok agama.
Asyraf mempresentasikan konsep dasar moderasi beragama sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 58 Tahun 2023 dan Peraturan Menteri Agama (PMA) Nomor 3 Tahun 2024 kepada para mahasiswa yang hadir.
Kepala PKMB UIN Ar-Raniry, Drs. Saifuddin A. Rasyid, M.LIS, yang turut hadir dalam acara tersebut, menyambut para mahasiswa baru dengan hangat di kampus islami yang menjunjung tinggi sikap moderat. Ia mengajak mahasiswa mulai merancang agenda belajar dengan semangat positif dan berkontribusi aktif dalam kehidupan kampus demi mencapai cita-cita mereka. (Sayed M. Husen)